Wednesday, March 5, 2008

Penipuan dunia pendidikan

Marketing PTSKonglomeratBuble Information Marketing PTS Konglomerat, Bentuk Penipuan BaruMajalah Globe Asia, sebuah majalah baru dengan positioning untukeksekutif bisnis yang diterbitkan oleh kelompok Lippo, pada edisiPebruari 2008 membuat pemeringkatan PTN dan PTS. Hasilnya adalah cukupmengagetkan, dimana UPH (Universitas Pelita Harapan) , yang jugadimiliki oleh kelompok Lippo, mengalahkan ranking PTN - PTN terkemukamaupun PTS-PTS terkemuka di Indonesia.Gedung Rektorat, ITS Online - Sebagai contoh, total score UPH (356)"diposisikan" mengalahkan 5 besar PTN seperti UGM (338), ITB (296),IPB (283), UNAIR (279), dan ITS (258). UPH juga "diposisikan"mengalahkan PTS terkemuka seperti TRISAKTI (263), ATMAJAYA (243),UNPAR (230), dan PETRA (151).Sebagai seorang akreditor Perguruan Tinggi yang telah bertahun-tahunmengakreditasi kebanyakan PTN maupun PTS, termasuk pernahmengakreditasi UPH dan Perguruan Tinggi lain sebagaimana yangdisebutkan diatas, maka saya merasa aneh dengan "pemosisian" rankingoleh Globe Asia tersebut. Keanehan pertama, Globe Asia menggunakankriteria-kriteria yang meskipun "mirip" dengan lembaga pemeringkatInternasional, tetapi memberi "bobot" yang berbeda. Sebagai contoh,fasilitas kampus diberi bobot 16%, sementara kualitas staff akademik(Dosen) hanya dibobot 9%. Lebih parah lagi, kualitas riset hanyadibobot 7%. Keanehan kedua adalah sub kriteria dari fasilitas kampusmisalnya tidak memasukkan kapasitas bandwidth sebagaimana standarakreditasi yang ada. Keanehan ketiga adalah sistem membandingkan yangtidak berbasis kaidah logis dasar "apple to apple" (kesederajatan) .Bila kita menilik standar akreditasi, maka ada akreditasi dalam negeri(DIKTI), regional asia (Asia University Network, AUN), maupun sistemakreditasi pemeringkatan dunia (THES, Jiao Tong, Webbo). Akreditasidalam negeri, regional, maupun dunia menggunakan kriteria-kriteria danKPI (Key Performance Indicator) yang "logis secara akademis". Artinyaadalah bahwa kriteria tersebut(meskipun bervariasi) adalah memangbenar-benar akan menunjukkan "jaminan mutu" dari input, proses, saranapendukung, hingga outcome produknya. Tidak ada dari kriteria dan subkriteria yang hanya menunjukkan keunggulan "kemewahan lifestyle"sebagaimana yang ingin ditonjolkan dalam hasil Globe Asia Ranking.Demikian juga halnya dengan membandingkan antara Universitas denganInstitut yang nature kriterianya pasti berbeda, misalnya di Institutteknik manapun tidak ada yang mempunyai Fakultas Hukum dan FakultasKedokteran sebagaimana sub kriteria ranking yang dibuat Globe Asia.Dengan demikian, maka ranking yang dilakukan Globe Asia akan menjadisuatu bentuk "penipuan" informasi yang bersifat "buble" kepada publik,khususnya orang tua mahasiswa dari kalangan eksekutif sebagai targetpasar majalah tersebut. Penipuan ini menjadi meluas ketika dirilissecara "tidak kritis" oleh koran Suara Pembaruan, 29 Januari 2008.Mungkin fenomena seperti ini adalah akibat dari komersialisasipendidikan di Indonesia. Pendidikan, khususnya Pendidikan Tinggi,telah menjadi komoditas yang "empuk" untuk menaikkan status sosialpemilik hingga meraup keuntungan yang besar. Ditangan para pesulapbisnis, maka pendidikan juga dikelola dengan image "Lifestyle" (gayahidup), bukan dengan image "Qualistyle" (gaya kualitas). Merekamenyusun ranking sesuai dengan "Strength" yang dimilikinya, sekaligusmenyembunyikan "Weakness" yang seharusnya menjadi kriteria akreditasi.Akibatnya adalah bahwa segala cara akan dilakukan yang penting targetmeraih mahasiswa selama periode marketing setiap awal tahun (Pebruarisampai Juli) mampu dicapai dengan memuaskan.Buble informasi yang dilakukan Globe Asia untuk menaikkan citra UPHtersebut secara langsung akan mengganggu citra beberapa PTN maupun PTSyang dikelola dengan kaidah jaminan mutu yang baik. Sebagai gambaran,sistem Webbo Rank (Juli 2007) yang merupakan sistem akreditasi duniapada penekanan kriteria kerapihan manajemen data menempatkan PTSterkenal di kawasan Timur, yaitu Universitas Petra dalam ranking ke 49Se Asia Tenggara, UGM dan ITB adalah ranking ke-12 dan 13. Dalam Webborank Juli 2007 itu tidak ada kelas ranking UPH, padahal webbo rankadalah sistem dunia yang dianggap "paling sederhana".Oleh karena itu, maka sudah saatnya pemerintah sebagai regulatorbersama-sama dengan masyarakat untuk secara aktif mengawasi polakomersialisasi pendidikan yang dampaknya menggunakan cara - cara tidak"fair" dalam rangka merekrut mahasiswa. Hasil kerja dari BadanAkreditasi Nasional (BAN) yang membuat 15 standar penilaian antaralain : tata kelola kepemimpinan, fasilitas lab, alumni, jumlah GuruBesar (tidak perlu harus expert asing), rasio Dosen dengan Mahasiswa,prestasi Mahasiswa, hingga rasio antara jumlah peminat dengan yangditerima adalah merupakan kriteria yang sangat lengkap untukmenunjukkan daya saing suatu Perguruan Tinggi.Daya saing pendidikan tinggi sebagaimana yang diamanatkan dalam konsepstrategis HELTS DIKTI (Higher Education Long Term Strategy) haruslahdicapai dengan sistem penjaminan mutu yang benar, sehingga hasilnyabisa dilihat salah satunya dengan kriteria akreditasi yang logissecara akademis, bukan logis secara pendekatan bisnis."BUBLE INFORMATION" MARKETING "PTS KONGLOMERAT"SUATU BENTUK PENIPUAN BARUProf.Ir. Priyo Suprobo, MS., PhDRektor ITS dan Tim Akreditasi PT-DIKTI

Charge HP

Jangan charge HP anda semalaman dan JANGAN ditaruh dekat anda ketika menchargeJangan pernah menjawab panggilan masuk ke HP saat sedang di charge!!Beberapa hari yang lalu, seorang laki2 sedang mencharge HP di rumahnya.Disaat yang bersamaan, ada telepon masuk dan dia menjawabnya saat HPtersebut masih tersambung ke kontak listrik.Setelah beberapa detik, arus listrik masuk ke HP tanpa kendali danpria muda tersebut terlempar ke lantai dengan kerasnya.Orangtuanya bergegas datang ke kamarnya dan menemukan dirinyapingsan, dengan detak jantung yang lemah dan jari terbakar.Dia dilarikan kerumah sakit terdekat, tapi jiwanya sudah taktertolong lagi ketika sampai dirumah sakit.HP ada penemuan modern yang sangat berguna.Tapi, kita harus berhati2 karena HP bisa menjadi penyebab kematian.Jangan pernah menggunakan HP bila masih tersambung ke kontak listrik!!