Friday, February 29, 2008

EGP : Emang Gue Pikiran

EGP = sikap hanya melihat diri sendiri. EGP adalah faktor mendasar dalam segala tindakan korupsi, di mana mereka hanya melihat kepentingan diri sendiri saja tanpa ada kepekaan sosial terhadap yang lain. EGP adalah titik awal dari konflik2 yg terjadi dan akan terjadi dalam masyarakat. Tapi sikap EGP dapat diredusir dgn adanya pendidikan emosi dan moral dalam seseorang. Pendidikan moral mencakup pendidikan agama dan pendidikan rumah tangga dalam keluarga.1. Pendidikan agama yang kurangSeperti yang kita ketahui bersama bahwa agama adalah polisi moral dalam diri kita, agama juga berperan penting dalam mengasah hati nurani kita terhadap sekeliling kita. Di mana jika tidak ada yang mengawasi kita, maka agama dala diri kitalah yang mengawasi dan menasehati setiap langkah yg kita kerjakan sehingga alamiahnya seberapa besar kepekaan moral dan sosial kita tergantung dari seberapa besar kita menghayati agama yg kita anut.Tetapi sekarang ini semakin banyak orang2 yg tidak mengerti dasar2 ajaran agama mereka dan juga banyak orang2 yg munafik dalam beragama, dimana dia menjadikan agama menjadi alat pemuas kebutuhan dan kepentingan dirinya dan golongannya. Hal ini yg mengakibatkan banyak orang2 yg memilih lebih baik tidak beragama drpd beragama tp menjadi munafik.Maka agama dipandang sebagai sumber integritas seseorang, dimana orang2 yg tekun dalam agamanya biasanya adalah orang2 yg dapat dipercaya setiap perkataan dan tingkah lakunya, karena sejatinya dia memiliki moral yg teguh dalam hatinya. 2. Pendidikan moral keluarga yang berkurangAjaran moralitas yang paling pertama kita dapat adalah dalam keluarga. Dimana kita dibesarkan sejak lahir didalam keluarga yg memperhatikan dan memenuhi kebutuhan kita. Hal ini mengakibatkan keterikatan emosi dan fisik terhadap anggota2 keluarga kita sehingga apapun yg kita lihat dan kita dapat dari keluarga otomatis menjadi panutan kita dalam menghadapi kehidupan kita ke depan. Namun sekarang ini banyak keluarga2 Indonesia yang sangat sibuk sehingga tidak sempat memberikan perhatian dan pendidikan keluarga kepada anak2 mereka, hal ini mengakibatkan kekosongan emosi pada jiwa anak2 sehingga mereka mencari panutan dari televisi dan teman2 mereka, dimana kita ketahui bahwa televisi Indonesia sendiri mengajarkan bagaimana berubah menjadi siluman ular dan pacaran sejak SD - hal ini mengakibatkan akibat negatif terhadap perkembangan emosi dan moral si anak. Juga tradisi kawin cerai yg mulai marak dalam kehidupan keluarga Indonesia mendorong banyaknya anak2 yg cacat emosi sehingga menjadi labil dalam kehidupan dewasanya krn tidak mempunyai panutan dasar dlm hidupnya.Maka apabila kita ingin mempunya masyarakat yg peduli terhadap sesama dan bangsa ini, mulailah dari pendidikan keluarga yg beragama.
__________________
Kemajuan adalah bukti! ( improvement is a proof! )Beda pendapat tidak boleh memisahkan solidaritas nasional( chemistry within! )

dari forum kompas

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang santun...