Saturday, October 24, 2009

PENANTIAN SEORANG ANAK

cerita yang menyentuh.....

seorang ibu yang wow.... sedikit kejam ato kejam

Dua puluh tahun yang lalu aku melahirkan seorang anak laki-laki berwajah tampan, yang kami beri nama Eric. Tapi semakin lama semakin tampak jelas bahwa Eric tumbuh sebagai anak terbelakang, sehingga aku berniat memberikannya kepada orang lain, namun Sam suamiku nmencegah niat buruk itu. Maka dengan terpaksa aku membesarkan Eric.

Ketika Eric berusia 2 tahun, aku melahirkan anak perempuan yang cantik mungil yang kami beri nama Angelica. Aku sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi bermain ke taman hiburan dan membelikan pakaian-pakaian anak yang indah. Tapi tidak demikian dengan Eric, ia hanya memiliki bebrapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikan tapi selalu ku cegah dengan alasan penghematan uang dan Sam selalu menuruti perkataanku

Saat Angelica berusia 2 tahun, Sam meninggal dunia. Kala itu Eric sudah berusia 4 tahun. keadaan keluarga kami miskin dan semakin miskin dengan hutang yang menumpuk. Akhirnya aku menjual rumah untuk membayar hutang-hutang dan pindah tinggal di sebuah rumah gubuk. Keadaan ekonomi keluargaku semakin terpuruk, sehingga pada suatu hari aku mengambil tindakan yang kelak membuat aku menyesal seumur hidupku.
Aku pergi meninggalkan kampung kelahiranku bersama Angelica, sedangkan Eric yang saat itu sedang lelap tertidur aku tinggalkan begitu saja.

Sepuluh tahun telah berlalu sejak kejadian itu. Saat ini aku telah menikah lagi dengan seorang pria dewasa bernama Brad. Usia perkawinan kami telah menginjak tahun yang ke lima. Berkat Brad pula sifat-sifat burukku yang semula egois, pemarah dan tinggi hati berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih penyabar dan penyayang.
Angelica telah berusia 12 tahun, bersekolah di sekolah perawatan dan tinggal di asrama putri. Tidak ada yang ingat tentang Eric dan tidak ada seorangpun yang berusaha mengingatnya.

Sampai suatu hari tiba-tiba terlintas kembali kejadian ironi yang terjadi dulu. Seperti sebuah film yang diputar kembali di kepalaku. Baru sekarang aku menyadari betapa jahatnya perbuatanku dulu. Bayangan Eric melintas di kepalaku.Aku harus menjemputnya, "Ya.. Eric mommy akan menjemputmu. "

Sore itu aku memarkir mobilku disamping sebuah gubuk. Brad menatapku dengan pandangan heran.
"Marry, ada apa yang sebenarnya terjadi?"
"Oh.. Brad, kau pasti akan membenciku setelah tahu apa yang pernah aku lakukan dulu."
Sambil menangis aku menceritakan semua yang telah terjadi. Ternyata Tuhan begitu sungguh baik padaku, karena Dia telah memberikan suami yang sangat baik dan penuh pengertian.

Setelah tangisku reda, aku keluar dari mobil di ikuti oleh Brad. Mataku menatap lekat pada gubuk yang berjarak 2 meter dari hadapanku. Aku teringat betapa digubuk itu dulu aku pernah tinggal beberapa bulan bersama Eric. Aku tidak menemukan siapapun di dalam gubuk itu, hanya ada sepotong kain usang yang tergeletak di lantai tanah. Aku mengambilnya seraya mengamati dengan seksama. Mataku mulai berkaca-kaca setelah aku mengenali potongan kain itu sebagai bekas baju yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya.

Suasana dalam gubuk sangat gelap, dan aku terkejut ketika tiba-tiba datang seorang wanita tua yang kemudian terlihat wajahnya demikian letih dan kotor. Aku kembali terkejut ketika wanita tua itu menegurku dengan suaranya yang parau, "Hei.. siapa kau, mau apa kau kemari?"
Dengan meberanikan diri aku bertanya, "Apakah ibu kenal dengan seorang anak yang bernama Eric , yang tinggal disini?"
Wanita tua itu menjawab, "Jika kau adalah ibunya, kau sungguh tega. Tahukah kau sejak 10 tahun yang lalu kau meninggalkan Eric seorang diri disini, Eric terus menerus menunggu ibunya dan memanggil
"Mommy.. mommy!"

"Karena tidak tega saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal bersama saya. Walaupun saya orang miskin yang hanya bekerja sebagai pemulung sampah, tapi saya tidak akan meninggalkan anak-anak saya seperti itu. Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis stiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu."

Akupun membaca tulisan dikertas itu, "Mommy, mengapa mommy tidak pernah kembali lagi, apakah mommy marah sama Eric. Mom biarlah Eric saja yang pergi, tapi mom harus berjanji kalau mom tidak marah lagi sama Eric. Bye.. mom.."

Aku menjerit histeris setelah membaca surat itu.
"Bu tolong katakan... katakan... dimana Eric sekarang, aku berjanji akan menyayanginya dan tidak akan meninggalkannya lagi. Tolong katakan dimana Eric berada?"
Brad memeluk tubuhku yang bergetar begitu hebat.

"Nyonya,.. sudah terlambat, sehari sebelum nyonya datang Eric telah meninggalkan dunia ini. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini, tanpa berani masuk kedalam, ia takut apabila mommy nya datang, mommy nya akan pergi lagi bila melihat Eric ada di dalam gubuk. Ia hanya berharap dapat melihat mommy nya dari belakang gubuk ini. Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu nyonya disana"

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang santun...